Autisme bag.3

Gejala dan karakteristik yang kedua adalah:

2. Interaksi sosial

a. Penyandang autistime lebih suka menyendiri

b. Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindari untuk bertatapan

c. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman

d. Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh

Autisme bag.3

Gejala dan karakteristik yang kedua adalah:

2. Interaksi sosial

a. Penyandang autistime lebih suka menyendiri

b. Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindari untuk bertatapan

c. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman

d. Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh

Autisme bag.2

A. Gejala dan Karakteristik Anak Autisme

Anak autisme mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, sensoris, pola bermain, perilaku dan emosi:

1. Komunikasi

a. Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada

b. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah bicara tapi kemudian sirna

c. Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya

d. Mengoceh tanpa arti berulang-ulang dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti orang lain

e. Bicara tidak dipakai untuk alat komunikasi

f. Senang meniru atau membeo (echolalia)

g. Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya

h. Sebagian dari anak ini tidak berbicara (non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia dewasa

i. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan,misalnya bila ingin meminta sesuatu

Autisme bag.7

6. Emosi

a. Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan

b. Tempertantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang tidak diberikan keinginannya

c. Kadang suka menyerang dan merusak

d. Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri

e. Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain

Namun gejala tersebut diatas tidak harus ada pada setiap anak penyandang autisme. Pada anak penyandang autisme berat mungkin hamper semua gejala ada tapi pada kelompok yang ringan mungkin hanya terdapat sebagian saja.

Autisme bag.6

Gejala dan karakteristik yang ke lima adalah:

5. Perilaku

a. Dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (deficit)

b. Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakan tangan, berputar-putar dan melakukan gerakan yang berulang-ulang

c. Tidak suka pada perubahan

d. Dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong

Autisme bag.5

4. Pola bermain

a. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya

b. Tidak suka bermain dengan anak sebayanya

c. Tidak kreatif, tidak imajinatif

d. Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya diputar-putar

e. Senang akan benda yang berputar seperti kipas angin, roda sepeda

f. Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana

Autisme bag.5

Gejala dan karakteristik yang ke empat adalah:

4. Pola bermain

a. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya

b. Tidak suka bermain dengan anak sebayanya

c. Tidak kreatif, tidak imajinatif

d. Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya diputar-putar

e. Senang akan benda yang berputar seperti kipas angin, roda sepeda

f. Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana

Autisme bag.4

Gejala dan karakteristik yang ke tiga adalah:

3. Gangguan sensoris

a. Sangat sensitive terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk

b. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga

c. Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda

d. Tidak sensitive terhadap rasa sakit dan rasa takut

Autisme bag.1

A. Pengertian autisme

Kanner mendeskripsikan gangguan ini dengan tiga criteria umum, yaitu gangguan pada hubungan interpersonal, gangguan pada perkembangan bahasa dan kebiasaan untuk melakukan pengulangan atau melakukan tingkah laku yang sama. Sedangkan Rutter mengatakan, autism diidentifikasikan sebagai keterlambatan pada hubungan social dan perkembangan bahasa serta adanya intensitas pada hal-hal yang sama sebagai kunci utama.

Autism berasal dari kata yunani “autos” yang berarti self (diri). Kata autisme ini digunakan didalam bidang psikiatri untuk menunjukan gejala menarik diri

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi social dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autisme infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.

ADHD part8

Lebih lanjut lagi Simanjuntak dan Pasaribu (1984), mengatakan bahwa anak hiperaktif pada umumnya mengalami retardasi dalam intelegensinya. Walaupun demikian keadaan itu dipengaruhi gambaran klinis dari anak hiperaktif (hyperactive child syndrome) dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Hiperaktivitas perilaku motorik yang berlebihan

2. Jangka waktu perhatian yang pendek (short attention span) mudah putus asa, mudah menyerah

3. Mudah dialihkan perhatiannya (distractibily) tidak mampu memusatkan perhatian

4. Impulsive tidak mampu mengontrol, susah menunggu giliran

ADHD part7

Ciri-ciri dari hiperaktif dan sikap kurang memperhatikan (impulsiviness), yaitu:

1. Suka memainkan tangan atau kaki mengeliat-geliat ditempat duduk

2. Meninggalkan tempat duduk dikelas atau meninggalkan meja makan atau kapan pun saat ia diharuskan duduk tenang

3. Suka berjalan-jalan atau naik-naik dalam situasi dimana perilaku itu tidak tepat

4. Terus menerus “sibuk” atau perilaku seakan-akan “digerakan oleh tenaga motor”

5. Bicara tanpa henti

6. Menjawab pertanyaan tanpa berfikir sebelum pertanyaan tersebut selesai

7. Mengalami kesulitan untuk menunggu giliran dalam permainan atau kegiatan yang terstruktur lainnya

8. Mengganggu orang lain (mengganggu pembicaraan atau permainan)

ADHD part6

A C. Ciri-ciri anak ADHD

Eisenberg mengemukakan beberapa ciri-ciri anak hiperkatif yang terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Segi Motorik

Anak tersebut selalu bergerak, tidak dapat duduk tenang dengan sesaat, anggota badannya selalu bergerak, meraba sesuatu yang terlihat olehnya. Dalam kelompoknya anak hiperaktif selalu menarik perhatian karena menunjukkan aktivitas yang berlebihan.

2. Segi Sensori

Anak hiperaktif mempunyai peratian yang kurang, dan mudah dialihkan. Anak hiperkatif seolah-olah tidak pernah menghiraukan isyarat dan teguran yang diberikan padanya. Perhatiannya terarah dari satu objek ke objek yang lain yang disenanginya atau anak tersebut mempunyai short attention span (perhatian pada suatu objek/objek hanya berlangsung untuk waktu yang singkat).

dalam Simanjuntak, B. & Pasaribu, I. (1984). Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: Grasindo.

ADHD part5

1. Sedangkan karakteristik yang ke tiga menurut Fledman adalah

3. Hiperaktivitas

Anak yang hiperaktif biasanya adalah anak yang gelisah atau tidak tenang. Seperti menggeliat-geliat di bangkunya, sering melompat dari meja makan, mengetuk-ngetuk jarinya pada bangku sekolah, mengayun-ayun kakinya, memainkan pensil atau pena, menggulung kertas dan buku, serta terus-menerus berbicara.

Perilaku seperti ini mengganggu, menurut para guru, karena pekerjaan sekolah di kelas sering mengharuskan murid bekerja dengan tenang di bangku. Para guru adalah orang pertama yang mengetahui perilaku ini dan mengeluhkan tentang perilaku si anak. Dan orang tua mempunyai toleransi yang lebih besar terhadap hiperaktivitas, karena mereka lebih sering berinteraksi dengan si anak, khususnya bila anak ADHD cenderung sangat aktif.

karakteristik Feldman dalam Sudarmaji 2003

ADHD part4

1. Karakteristik yang kedua menurut Fledman

2.2. Sikap menurutkan kata hati (impulsiveness)

Anak-anak penderita ADHD dalam melakukan tindakan, terburu-buru dan tidak berpikir tentang dampat dari tindakan-tindakan yang dilakukannya. Sehingga anak-anak penderita ADHD tampak tidak mudah untuk menyimak suatu instruksi. Dalam diri anak-anak penderita ADHD, ketika muncul sebuah gagasan atau menginginkan sesuatu, anak penderita ADHD akan langsung bertindak dengan tanpa memikirkan hal lain (single minded). Apabila menginginkan sesuatu, anak penderita ADHD ingin mencapainya saat itu juga. Jika keinginannya dihalangi, anak penderita ADHD akan menangis atau melakukan suatu tindakan yang kasar. Walau terus menerus diingatkan, anak penderita ADHD selalu tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.

Impulsiveness bagi anak penderita ADHD bukan hanya masalah dalam menginginkan sesuatu yang dilihat tapi juga bersikap impulsive atau menurutkan kata hati di semua bidang kehidupan. Karena perilaku impulsifnya yang agresif tersebut, hal ini membuat anak-anak lain terganggu sehingga anak penderita ADHD tidak mudah mencari atau mempunyai teman. Terkadang anak penderita ADHD mengatakan hal pertama yang terlintas dikepalanya, meskipun perkataan tersebut dapat menyinggung perasaan orang yang diajaknya bicara.

ADHD part3

A. B. Karakteristik ADHD

Fledman menyatakan terdapat tiga jenis perilaku berkaitan dengan kelainan ini, antara lain :

1. 1. Sikap kurang memperhatikan sekeliling (inattentiveness) atau mudah terganggu (distractibility).

Individu pada umumnya belajar untuk dapat berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas yang ada. Pada saat bersamaan individu juga berusaha untuk mengesampingkan lamunan sehingga tugas tersebut dapat terselesaikan dan melanjutkan tugas selanjutnya.

Bagi anak atau orang dewasa penderita ADHD, memfokuskan diri pada tugas-tugas yang diberikan dan mengesampingkan lamunan merupakan hal yang tidak mudah dilakukan oleh mereka. Ada beberapa anak penderita kelainan ini yang sedang dalam lamunannya sehingga tidak memperhatikan keadaan di sekelilingnya. Misalnya, saat anak-anak penderita ADHD sedang berada dalam lamunannya dan ada seseorang yang mengajaknya berbicara, anak-anak penderita ADHD tidak mendengar apa yang dikatakan seseorang tersebut. Bahkan ia mulai berbicara tentang apa yang ada dalam pikirannya, yang tidak berhubungan dengan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Bila perilaku ini konsisten dan tidak terkontrol, ini menunjukkan adanya ADHD.

Ketidakmampuan dalam mengesampinkan gangguan kecil juga merupakan gejala lain dari ADHD. Penderita ADHD mudah merasa terganggu dan tidak dapat mengontrol situasi yang penuh dengan suasana yang bising dan gerakan, seperti kegiatan berenang di tempat pemandian masa liburan sekolah, jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan sebuah pesta ultah yang ramai.

ADHD part2

lanjutannya "Definisi ADHD"

Penyebab GPPH adalah gangguan di otak bagian depan yang disebut lobus frontalis dan sekitarnya, yang mengontrol proses berpikir dan yang mempengaruhi perilaku anak. Diduga terjadi kelainan structural otak dan juga ada masalah biokimia di otak mereka. Dengan pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography), SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) dan MTI (Magnetic Resonance Imaging), didapatkan hipometabolisme (rendahnya metabolism zat-zat kimia) dan hipoperfusi (rendahnya proses pengiriman za-zat biokimia di otak) pada anterior kiri lobus frontalis dan nucleus caudatus. Factor genetika juga diduga berpengaruh kuat, karena 90% dari saudara kembar anak ADHD juga menyandang kelainan yang sama. Sama halnya dengan autisma, disamping faktor genetika faktor-faktor yang berperan sebagai pemicu adalah : berat badan lahir yang kurang, gangguan pernapasan bayi waktu lahir, keracunan dalam rahim dan trauma kepala.

Orang tua mempunyai toleransi yang lebih besar terhadap hiperaktivitas, karena mereka lebih sering berinteraksi dengan si anak. Khususnya anak ADHD yang cenderung sangat aktif.

ADHD part1

  1. A. Definisi ADHD

ADHD atau Attention Defisit Hyperactivity Disorder dapat diartikan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH. Orang awam biasanya lebih mengenal dengan sebutan hiperaktif. Hiperaktif bukanlah nama penyakitnya, tetapi hanya salah satu gejalanya. Istilah hiperaktif dipakai untuk anak dengan kelainan perilaku. Pada kondisi atau tahap perkembangan tertentu anak normal pun mengalami semacam hiperaktifitas, tetapi istilah yang biasa dipakai untuk anak normal adalah overaktif. Memang agak sulit untuk membedakan kedua gejala ini. Diperlukan suatu kejelian untuk membedakan keduanya, anak hiperaktif kelihatan sibuk tetapi seolah tanpa tujuan tertentu, karena terlalu sering berpindah aktivitas. Sedangkan anak yang overaktif sekalipun tampak sibuk, terlihat bahwa mereka bermaksud mempelajari sesuatu. Hiperaktivitas adalah perilaku motorik yang berlebihan.

masih berlanjut ya...