Dampak Psikologi Teknologi Internet


Sebenarnya klo kita cari tahu, banyak dampak yang terjadi karena adanya internet. Ada dampak positif dan dampak negatifnya.

Merasakan dampak positifnya??? Sudah pasti . . .

Merasakan dampak negatifnya??? Hmmmm,,,, secara langsung belum, tapi melihat dampak negatif yang terjadi dilingkungan akibat internet, pernah.

Beberapa kali nge-net di warnet-warnet deket kampus, rumah dan beberapa tempat lainnya, dijamin pasti penuh sama anak-anak kecil. Harusnya internet itu dipergunakan buat apa dan buat siapa ya?? Agak saru sama hal-hal itu,,

Mungkin harusnya anak-anak 17 tahun ke bawah didampingi orang tuanya saat ngebuka situs-situs yang ada diinternet, karena hanya dengan membuka “Paman” Google, semua bisa diakses. Tinggal masukin kata kunci yang diinginkan, semua keluar.

Nge-gep-in anak-anak buka situs-situs porno???

Pernah tuch, lagi nge-net di deket rumah (ga deket-deket banget sich), karena kabinnya cuma disekat pake tirai, jadi ga sengaja pas lagi nengok. Eng-ing-eng . . . ada beberapa wanita tanpa busana berjejer minta dibuka, (hahaha) parah, padahal klo diliat-liat anak-anak berada dikisaran umur 7-13 tahun.

Diajarin sama yang lebih tua??

Pernah juga, sang kakak yang menuntun adik-adiknya melihat situs-situs seperti itu. Ga tau ya, kakak kandung atau kakak ketemu gede. Tapi memang mereka (kakak-kakak) itu yang memperkenalkannya. Benar-benar ku lihat dengan mata kepala sendiri.

Gimana ya???

Sempet kepikiran, kalo nanti punya anak gimana ngejaganya supaya ga ikut-ikutan kayak gitu. Bingung??? Apa lagi klo anak laki-laki. kenapa anak laki-laki? Karena biasanya yang sibuk main game online sehabis pulang sekolah itu kebanyakan anak laki-laki (ga pernah liat anak perempuan seusia SD-SMP, ke warnet dengan masih menggunakan pakaian seragam).

Masa harus anter jemput, nanti jadi manja. Atau ga dikasih uang jajan, wah bisa-bisa ngamuk karena ngeliat temen-temennya bisa jajan disekolah.

Agak sulit ya mengatasi hal-hal kayak gini, dirumah dijaga baik-baik, eh . . . lingkungan sekolah ga mendukung (alias merusak semua yang sudah terjaga). Mungkin kita sebagai orang-orang dewasa yang sudah mengerti dengan hal-hal yang dapat merusak ini harus lebih care. Mungkin orang tua harus lebih memperhatikan anak-anaknya, jangan biasakan anak-anak mendapat uang jajan lebih sehingga dapat dipergunakan untuk sekedar main game online sampai berjam-jam. Orang tua juga harus lebih waspada, jangan asal percaya, jangan-jangan anaknya bukan cuma main game online, tapi juga buka situs-situs porno.

Akhirnya, kita-kita juga yang harus lebih peduli terhadap nasib bangsa ini. jangan salahkan anak-anak karena dapat mengakses situs-situs seperti itu, karena memang situs-situs kayak gitu ga punya pengamanan batasan umur yang canggih. Paling cuma ditanya, apakah sudah berusia diatas 18 tahun?? Klo jawab ya, semua langsung terakses.

Memang susah, klo internet ga boleh dipergunakan karena alasan moralitas, berarti teknologi semakin mundur. Tapi dengan internet yang sangat mudah diakses oleh siapa saja, generasi muda bisa dewasa sebelum usianya.

By:LaN

Edward Cullen in Twilight


Karena Twilight 2 (New Moon) udah keluar, jadilah dikejar-kejar  date line untuk nonton Twilight yang pertama. Diawal-awal film, kok ngerasa hambar ya, kayak nonton sinetron aja, yang cewe suka sama cowo tapi harusnya ga boleh suka. Edward Cullen yang teman-temanku bicarakan (dengan menggebu-gebu) tentang ketampanannya, ternyata ga segitunya. Huah,, saat itu rasanya pengen udahan aja nontonnya.
Tapi untung ga jadi udahan, karena setelah seperempat bagian film, keadaan berubah 180 derajat. Edward Cullen emang ga seganteng yang gw mau, tapi karakternya itu yang bikin seneng nontonnya, Edward Cullen sama dengan cowo penyayang, pelindung, dan mampu berbuat apa pun. Ide-ide yang disajikan oleh sang penulis juga bagus, misalnya vampire ga mau kena sinar mata hari bukan karena takut tubuhnya hancur, tapi karena tubuhnya akan bersinar kayak kristal, nuansa vampirenya juga modern banget, rumah yang transparan dimana, jenius dech.
Ternyata ini yang bikin semua teman-temanku berteriak histeris klo denger nama "Edward Cullen" (tapi gw ga ikut-ikutan histeris loh, walaupun dah nonton filmnya). Jadi ga sabar, pengen cepet-cepet nonton lanjutannya, mumpung cerita awalnya masih segar diingatan.
Ternyata, selain menjadi sosok yang selalu menyeramkan, si muka pucat juga bisa dibuat sangat berkharisma . . . ^^